Holaaa~ yah akhirnya gue rehat dulu buat ngelanjutin novel yang sedang gue proses. Maklum sekarang lagi banyak pikiran, dan kurangnya bahan tulisan :"< Selagi rehat buat nulis novel, gue mau iseng-iseng nulis lagi di blogger gue, ya walaupun gue tau emang gak ada yang mau baca wkwkwk.
Gue mau ngomongin tentang "jodoh" kenapa gue mau ngebahas tentang jodoh? Karena akhir-akhir ini di timeline gue lagi banyak ngebahas tentang jodoh, mungkin di bulan maret ini banyak yang lagi putus, karena lagi punya gebetan yang lebih ganteng/cantik dari doi. Kalo gak dapet gebetan, tinggal minta balikan tanggal 1 April nanti, bilang aja "Maaf sayang, aku kemaren becanda kok mutusin kamu, soalnya dikit lagi kan april mop" alasan yang jarang bukan? Kalo di terima silahkan berdiri di kanan sambil sujud sukur, kalo di tolak boleh ke ujung kamar untuk berhuhu huhu bareng wkwkwk.
Banyak yang bilang "Jodoh tuh gak kemana-mana". Iya menurut gue emang gitu, jodoh tuh emang yang gak pernah kemana-mana, selalu stay bareng lo dari awal sampe akhir. Nah kalo jodoh yang kemana-mana itu pasti kena tikung, biasanya sih gitu biasanya yak. Banyak yang berkata, Tuhan mempunyai skenario terhebat untuk kita. Nah itu menurut gue bener, tapi dalam hal berbeda buat gue, kalo menurut gue Tuhan adalah pembuat sketsa hidup, Tuhan mungkin hanya sekedar membuat sketsanya, yang meneruskannya menjadi sebuah karya indah ya dengan usaha kita sendiri, mungkin jika melenceng/tidak sesuai dengan sketsa yang di maksud Tuhan, maka di akhirnya selalu di benarkan oleh-Nya.
Sketsa-Nya menurut gue tentang sebuah pertemuan, percaya atau tidak bisa jadi setiap orang yang pernah kita temui mungkin aja adalah jodoh kita, tapi dengan melencengnya cara kita menyempurnakan skenario Tuhan itu salah, makannya Tuhan menggambar-kan sketsa lain dengan pertemuan berikutnya, dan terus seperti itu hingga kita sadar yang harus di benahi adalah diri kita, dengan gagalnya kita membuat suatu hubungan dalam pertemuan yang lalu. Dan banyak lagi yang analogi lainnya tentang jodoh, tapi yang paling gue gak setuju ya seseorang yang menggambarkan tentang "Kalo jodoh gak bakalan kemana-mana", seolah menyerah dengan putus asa, tanpa perjuangan apa-apa.
Heloww broooh, ibaratkan jodoh itu sebuah rejeki, dia gak datang dengan sendiri, dengan lu yang lagi asik duduk manis di sore hari, sambil minum kopi, stalking mantan, ataupun nonton JAV (Japan Anime Video), terus tiba-tiba jatuh pangeran/putri yang ganteng/cantik di hadapan lo, yang bisa ngebuat lu nyaman, pengertian, multi talent, semua hal yang lo idam-idamkan untuk pasangan lo kelak. Situ lagi duduk sambil ngopi? Apa mimpi basah untuk yang ketiga kali? Semua selalu ada proses pembentukan.
Ada lagi yang bilang, jodoh orang baik dengan dia yang baik. Yang jahat dengan dia yang jahat. Menurut gue ini bener banget sob, iya lah siapa sih yang gak mau punya jodoh yang baik-baik? Bahkan banyak banget yang merasa dirinya baik. Tapi baik-jahat seseorang itu hanya sekedar sikap sementara menurut gue. Karena apapun itu sebuah sikap, semua bisa di ubah. Setiap manusia selalu ada pada dasar kebaikan, mungkin menjadi yang di bilang jahat ketika dia sedang melakukan pencarian jati diri. Tapi emang ada yang tau dia bakalan terus begitu? Siapa tau saat bertemu lo (yang merasa baik) dia ikutan berubah, gak ada yang tau kan? Ya karena sebuah perubahan tergantung usaha.
"Kalo dia jodoh gue, pasti dia balik lagi kek gue kok", nah ini analogi yang goblog untuk seorang yang abis di tinggalin. Sekarang gini deh, kenapa doi ninggalin lo? Buat pergi kemana-mana sampe ketikung, terus lo akhirnya sadar, dapet quotes "Mungkin dia bukan jodoh gue, Tuhan telah merencanakan orang yang lebih baik dari dia buat gue", helowww sob, (ini buat mereka-mereka yang berada di umur matang untuk menikah ya, buat abg ababil gak termasuk) pertanyaannya, apa yang ngebuat dia pergi? Dari awal apakah si dia itu memang serius dengan lo atau hanya sekedar iseng? Dan bukan berarti lo harus nyerah, ataupun terus berjuang. Setidaknya balik ke diri lo sendiri, lo butuh seseorang yang serius untuk seumuran lo atau tetap memilih dia dengan menanyakan kemana arah tujuan hubungan lo, semua yang dewasa selalu punya komitmen tersendiri untuk masa depan.
Dan ada yang bilang jodoh itu bisa aja dari orang yang enggak kita duga, contohnya dia seorang yang baik, beradab, bahkan ilmu agamanya kuat, yang terpenting dia mengenalkan kita pada Tuhan, mendekatkan kita pada ajaran-ajaran yang mendekatkan pada Tuhan. Mungkin lewat jalur perjodohan, ataupun cinta pada pandangan pertama kepada orang yang kita idamkan seperti dia atas. Gue juga setuju sih dengan itu, tapi sekarang coba liat, berapa banyak orang seperti itu sekarang? Banyak kan? Iya memang banyak, tapi pernah lo berfikir, kadang walaupun dia tau agama sekalipun, bisa kah dia menua bersama lo? Mempertahankan sebuah hubungan sakral yang bakalan lo jalanin? Tanpa sebuah perceraian? Ataupun melakukan hal-hal buruk terhadap lo nanti, atau mungkin bisa menyeleneng ke yang lainnya. Bukan bermaksud suudzon yak, tapi pernah melihat sebuah pasangan yang awalnya tidak pernah tau tentang Tuhan, tapi ketika mereka berumah tangga, mereka mempunyai komitmen untuk menjadi lebih baik dengan salah satu contohnya mengenal Tuhan. Ya karena menurut gue apapun itu seseorang jika mempunyai komitmen baik untuk menjadi lebih baik, semoga Tuhan membenarkan sketsa awal pertemuan itu, dengan cerita yang kita gariskan menjadi indah, dan Tuhan meng-iyakan usaha kita.
Banyak hal yang bisa di bahas tentang jodoh, semua tergantung masing-masing dari kita. Bagaimana cara kita mewujudkannya, mempertahankannya, ataupun dengan cara ajaran yang kita anut dan percayai. Semua balik ke diri masing-masing, jika yang di sebut pernerimaan adalah sesuatu hal yang permanen, jika menyangkal sesuatu yang dapat di ubah, itu bukan bentuk penerimaan, hanya sekedar putus asa dalam pengubahan. Semua yang buruk bisa menjadi yang terbaik, bahkan yang terbaik bisa menjadi seburuk-buruknya bukan? Semua tergantung pemikiran matang, dan komitmen masing-masing.
Dan jodoh beda agama? Bagaimana dengan itu? Entah gue cuma tau satu hal. Opini gue tentang agama adalah "Jika seluruh makhluk hidup mungkin mempunyai satu Tuhan yang sama, tapi Tuhan membebaskan kita bagaimana caranya kita menyembah-Nya. Perihal agama, semuanya mengajarkan kebaikan untuk setiap penganut-Nya." Entah salah benar-nya opini gue itu, tapi itu yang gue tau seperti itu. Mungkin jika suatu saat jodoh gue adalah orang yang berbeda agama dengan gue, kenapa enggak? Sketsa Tuhan selalu indah bukan? Walaupun hanya sekedar bayangan semu yang kita coba indahkan. Mungkin gue gak perlu menyuruh dia pindah agama, selagi dia benar-benar percaya dengan Tuhan-Nya, dan melakukan kebaikan menurut agamanya, kenapa tidak? Sebaik-baiknya orang yang tau bagaimana caranya mendekatkan diri pada Tuhan yang ia sembah, bukannya memang yang terbaik? Tapi ya seperti yang sudah-sudah, di Indonesia tercinta memang susah untuk kayak gitu wkwkwks, tapi bukannya menyalahkan negara sendiri, memang sudah seperti itu kan?
Well, ketimbang tulisan gue makin ngawur dan makin gak jelas, gue berharap yang baca dapet sedikit hal-hal ngawur yang lagi gue bahas wkwkwk, ya walaupun gue tau emang gak ada yang mau baca, tapi gapapa lah itung-itung gue mau curhat aja :"< semoga kita menjadi pribadi baik yang di semogakan kita sendiri^^
Heloww broooh, ibaratkan jodoh itu sebuah rejeki, dia gak datang dengan sendiri, dengan lu yang lagi asik duduk manis di sore hari, sambil minum kopi, stalking mantan, ataupun nonton JAV (Japan Anime Video), terus tiba-tiba jatuh pangeran/putri yang ganteng/cantik di hadapan lo, yang bisa ngebuat lu nyaman, pengertian, multi talent, semua hal yang lo idam-idamkan untuk pasangan lo kelak. Situ lagi duduk sambil ngopi? Apa mimpi basah untuk yang ketiga kali? Semua selalu ada proses pembentukan.
Ada lagi yang bilang, jodoh orang baik dengan dia yang baik. Yang jahat dengan dia yang jahat. Menurut gue ini bener banget sob, iya lah siapa sih yang gak mau punya jodoh yang baik-baik? Bahkan banyak banget yang merasa dirinya baik. Tapi baik-jahat seseorang itu hanya sekedar sikap sementara menurut gue. Karena apapun itu sebuah sikap, semua bisa di ubah. Setiap manusia selalu ada pada dasar kebaikan, mungkin menjadi yang di bilang jahat ketika dia sedang melakukan pencarian jati diri. Tapi emang ada yang tau dia bakalan terus begitu? Siapa tau saat bertemu lo (yang merasa baik) dia ikutan berubah, gak ada yang tau kan? Ya karena sebuah perubahan tergantung usaha.
"Kalo dia jodoh gue, pasti dia balik lagi kek gue kok", nah ini analogi yang goblog untuk seorang yang abis di tinggalin. Sekarang gini deh, kenapa doi ninggalin lo? Buat pergi kemana-mana sampe ketikung, terus lo akhirnya sadar, dapet quotes "Mungkin dia bukan jodoh gue, Tuhan telah merencanakan orang yang lebih baik dari dia buat gue", helowww sob, (ini buat mereka-mereka yang berada di umur matang untuk menikah ya, buat abg ababil gak termasuk) pertanyaannya, apa yang ngebuat dia pergi? Dari awal apakah si dia itu memang serius dengan lo atau hanya sekedar iseng? Dan bukan berarti lo harus nyerah, ataupun terus berjuang. Setidaknya balik ke diri lo sendiri, lo butuh seseorang yang serius untuk seumuran lo atau tetap memilih dia dengan menanyakan kemana arah tujuan hubungan lo, semua yang dewasa selalu punya komitmen tersendiri untuk masa depan.
Dan ada yang bilang jodoh itu bisa aja dari orang yang enggak kita duga, contohnya dia seorang yang baik, beradab, bahkan ilmu agamanya kuat, yang terpenting dia mengenalkan kita pada Tuhan, mendekatkan kita pada ajaran-ajaran yang mendekatkan pada Tuhan. Mungkin lewat jalur perjodohan, ataupun cinta pada pandangan pertama kepada orang yang kita idamkan seperti dia atas. Gue juga setuju sih dengan itu, tapi sekarang coba liat, berapa banyak orang seperti itu sekarang? Banyak kan? Iya memang banyak, tapi pernah lo berfikir, kadang walaupun dia tau agama sekalipun, bisa kah dia menua bersama lo? Mempertahankan sebuah hubungan sakral yang bakalan lo jalanin? Tanpa sebuah perceraian? Ataupun melakukan hal-hal buruk terhadap lo nanti, atau mungkin bisa menyeleneng ke yang lainnya. Bukan bermaksud suudzon yak, tapi pernah melihat sebuah pasangan yang awalnya tidak pernah tau tentang Tuhan, tapi ketika mereka berumah tangga, mereka mempunyai komitmen untuk menjadi lebih baik dengan salah satu contohnya mengenal Tuhan. Ya karena menurut gue apapun itu seseorang jika mempunyai komitmen baik untuk menjadi lebih baik, semoga Tuhan membenarkan sketsa awal pertemuan itu, dengan cerita yang kita gariskan menjadi indah, dan Tuhan meng-iyakan usaha kita.
Banyak hal yang bisa di bahas tentang jodoh, semua tergantung masing-masing dari kita. Bagaimana cara kita mewujudkannya, mempertahankannya, ataupun dengan cara ajaran yang kita anut dan percayai. Semua balik ke diri masing-masing, jika yang di sebut pernerimaan adalah sesuatu hal yang permanen, jika menyangkal sesuatu yang dapat di ubah, itu bukan bentuk penerimaan, hanya sekedar putus asa dalam pengubahan. Semua yang buruk bisa menjadi yang terbaik, bahkan yang terbaik bisa menjadi seburuk-buruknya bukan? Semua tergantung pemikiran matang, dan komitmen masing-masing.
Dan jodoh beda agama? Bagaimana dengan itu? Entah gue cuma tau satu hal. Opini gue tentang agama adalah "Jika seluruh makhluk hidup mungkin mempunyai satu Tuhan yang sama, tapi Tuhan membebaskan kita bagaimana caranya kita menyembah-Nya. Perihal agama, semuanya mengajarkan kebaikan untuk setiap penganut-Nya." Entah salah benar-nya opini gue itu, tapi itu yang gue tau seperti itu. Mungkin jika suatu saat jodoh gue adalah orang yang berbeda agama dengan gue, kenapa enggak? Sketsa Tuhan selalu indah bukan? Walaupun hanya sekedar bayangan semu yang kita coba indahkan. Mungkin gue gak perlu menyuruh dia pindah agama, selagi dia benar-benar percaya dengan Tuhan-Nya, dan melakukan kebaikan menurut agamanya, kenapa tidak? Sebaik-baiknya orang yang tau bagaimana caranya mendekatkan diri pada Tuhan yang ia sembah, bukannya memang yang terbaik? Tapi ya seperti yang sudah-sudah, di Indonesia tercinta memang susah untuk kayak gitu wkwkwks, tapi bukannya menyalahkan negara sendiri, memang sudah seperti itu kan?
Well, ketimbang tulisan gue makin ngawur dan makin gak jelas, gue berharap yang baca dapet sedikit hal-hal ngawur yang lagi gue bahas wkwkwk, ya walaupun gue tau emang gak ada yang mau baca, tapi gapapa lah itung-itung gue mau curhat aja :"< semoga kita menjadi pribadi baik yang di semogakan kita sendiri^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar