Cinta ku bau kencur a.k.a Cinta pertama.
Holaaa, balik lagi dengan gue om-om pedopil tanpa kumis yang tampan dan rupawan. Ngomongin Cinta bau kencur alias cinta pertama. Pasti rata-rata orang pernah mengalami-nya, dan survei membuktikan. Cinta pertama hadir saat kita masih di bawah kelabilan, kencing belum lurus, masih bau kencur. Yaps, rata-rata saat masih kecil, mungkin rata-rata saat SD atau SMP, tapi klo yang mengalami saat SMA mungkin dia telat dateng bulan. *eh maksudnya telat merasakan.
Contohnya gue mengalami cinta pertama gue saat gue kelas 3 SD, dulu tuh gue mirip kayak monyet botak berponi. Bulu kaki gak ada, tapi poni gue panjang-panjang kayak anak monyet lagi nongkrong di pinggir jalan. Saat itu gue kelas 3 SD dengan dandanan yang (gak banget) keren, duduk di belakang dua cewe ingusan. Saat itu gue juga duduk dengan sohib gue si kiting (namanya gue samarkan sesuai rambutnya dia).
Pada hari itu gue lagi asik becanda sama dua cewe yang duduk di depan gue, kita pun sering nyontek bareng-bareng, ketawa bareng-bareng, mandi pun bareng-bareng (eh yg mandi enggak ding). Pokoknya semua-nya serba bareng deh. Tapi akhirnya kita maen jodoh-jodohan. Layaknya anak kecil yang gak tau apa-apa, gue di pasangkan dengan cewe yang bernama fira, dan si kiting di pasangkan dengan si lumba-lumba. Lumba-lumba? Uh gue juga gak tau kenapa gue sama temen gue manggil dia dengan sebutan lumba-lumba, tapi yang jelas itu yang membuat gue dan temen gue jatuh cinta dengan dia >///<
Gue dan kiting jatuh cinta dengan orang yang sama? Yah gue emang tau kalo si kiting suka sama si lumba-lumba, tapi kiting gak tau kalo gue juga suka si lumba-lumba. Dan yang gue lakuin ya, ngesupport kiting, supaya kita tau apa saja tentang cewe yang dia taksir. Layaknya anak kecil baru menemukan hal seru, kita berpertualang, kita jalan dari ujung ke ujung untuk menemukan rumah si lumba-lumba. Dan akhirnya kita pun pulang tanpa tau informasi apa-apa.
Layaknya anak kecil, kita juga hanya sekedar naksir. Tidak untuk pacaran, kita hanya ingin sekedar tahu bahwa dia adalah cewe yang udah ngebuat kita gak berhenti memikirkannya setiap malam sebelum tidur itu seperti apa di luar sekolah, atau bagaimana kehidupan dia sehari-hari.
Saat itu disekolah gue sedang mengadakan pramuka, tapi saat itu pramuka disekolah gue cuma di ajari baris-berbaris dan upacara, jadi gue sempet males setiap ada kegiatan ekskul pramuka. Tapi hari itu beda, hari itu kami nge game gitu, kayak kuis, dan kami pun disuruh pembina untuk melakukan pertunjukan. Buat anak cewe mereka di suruh nge-dance, dan anak cowo-nya disuruh breakdance. Alhasil anak cowonya cuma bisa breakdance ala manusia ayan, ada yang mirip orang kesurupan, ada juga yang kencing dicelana. Itu kencing dicelana gara-gara grogi di depan banyak anak-anak pramuka lainnya.
Tapi yang gak disangka-sangka, ternyata regu cewe nge-dance-nya keren, mereka pake lagu dokter cinta. Dan disitu gue tiba-tiba terpesona dengan si lumba-lumba, dia cantik banget saat nge-dance, gue sampe gak berhenti memandangi dia, dan sampe liur gue berceceran, mengeluarkan bakteri-bakteri mesum. Dari sore itu hingga malam gue terus mikirin dia, saat di joget juga, dan sampai malam itu lagu "Dokter cinta" terus mengdengung di kuping gue, lagu yang membuat gue jatuh cinta di masa kanak-kanak gue. Kiting? Mungkin dia mengalami hal yg sama dengan gue.
Hari demi hari telah berlalu, rasa cinta ini makin kuat, lagu dokter cinta makin teringat, pertualangan gue dengan kiting pun semakin menjadi, kita berpertualang mencari rumah lumba-lumba, walaupun hasinya tetap nihil.Tapi di hari itu kita dapat bocoran rumah-nya berada disekitar kampus. Dan akhirnya kita pun berangkat menuju daerah rumahnya, muter-muter seperti bolang. Dulu tuh lagi jaman-jamannya film bolang (bocah petualang), tpi disitu bolang pasti memakai dasi yg mirip dasi pramuka, warna merah. Tapi kali ini gue sama temen gue lebih mirip bocah ilang, yang mengenakan celana bolong di bagian bokong, dan kaos kumal yang bolong dibagian ketek.
"Jegerrr", tiba-tiba gledek terdengar. Oh itu bukan dari langit, tapi dari hati gue yg tiba-tiba bertemu dengan do'i. Seharusnya gue bersikap wajar aja sih, tapi kali ini gue belom siap ketemu dia, gue masih mengenakan pakaian bekas pup kemaren, gue tengsin, gue mau MATI AJAH. Tapi gue urungkan niat itu, gue dan kiting langsung kabur saat ketemu dia di gang. Dan akhirnya pulang dengan senyuman puas karena berhasil menemukan rumahnya.
Dan hari berikutnya gue sering pergi ke daerah rumahnya, lari pagi dekat rumahnya, nonton bola dekat rumahnya, dan berharap dia akan melihat gue dari kejauhan. Tapi selama itu juga gue belom mendapat hal yang jelas, lagi pula dia gak pernah tau gue suka sama dia. Dan gue gak pernah memberanikan diri untuk mengatakannya. Hari demi hari pun telah berlalu, pada dasarnya yang telah bertemu pasti berpisah, dan hari itu pun terjadi, kita tidak satu sekolah lagi. Dan cinta pertama harus berpisah di sebuah persimpangan, apa kah bertemu kembali? Mungkin suatu saat kita akan berjalan bersama lagi >///<
Tahun demi tahun berlalu, cinta bau kencur pun terasa hilang. Tapi pada dasarnya cinta itu tidak hilang, hanya saja tersimpan di benak yang paling dalam. Menjadi sebuah kenangan awal mengenal cinta.
18 maret kemarim gue berulang tahun yang ke-17, udah semakin tua aja gue, tapi tetep ganteng (xD). Dan lumba-lumba pun mengucapkan wish ke gue. Cukup kaget sih, ya walaupun gue tau, kalo dia tau gue ulang tahun gara-gara notif di sosmed. Dan akhirnya kita pun berbincang dan sesekali flashback ke cerita-cerita masa lampau.
Weekend ini dia ingin ikut gue untuk lari pagi, dan gue mengiyakannya. Gue dari semalem gak bisa tidur karena terus memikirkan apa yang akan terjadi esok? Gue bingung akan membahas apa saat kita bertemu lagi. Dan malam sebelum hari H nya, gue udah prepare duit di dompet, dan tidur.
Pagi itu gue terbangun jam 5 pagi, gue bangun cuci muka, gosok gigi, dan siap berangkat. Dari rumah gue berlari, tapi di tengah-tengah jalan, pant*t gue berfotosintesis, mengeluarkan aroma segar dari pant*t gue, dan oksigen pagi itu telah tercampur dengan oksigen dari pant*t gue. Kita udah janjian di gang deket rumah dia, di gang yang dulu gue pertama kali bertemu didaerah rumahnya. Seketika itu juga gue merasa berjalan dimasa lalu, tapi semua sedikit berubah, lapangan bola telah hilang berganti gedung kampus, dan disitu saya merasa sedih, tiba-tiba muncul gambar polwan.
Setelah kita bertemu, gue langsung senyum dan mandangin dia. Di perjalanan gue bertanya tentang kehidupan ponpes dia, yah walaupun agak kaku, tapi diperjalanan kita kali ini tidak terlalu garing, obrolan kita pun lumayan nyambung. Saat sampai tujuan, dia gak ikutan lari sama gue, soalnya abis operasi, jadi dia nungguin gue di bangku taman itu. Satu putaran udah gue lewatin, dua putaran, dan yang puntaran ketiga gue langsung mencari tukang minuman dan makanan. Gue membeli 2 botol minuman dan 1 bungkus kue cubit, dan langsung menghampiri dia. Ketika gue berjalan munuju tempat dia, gue terpeleset di tanah. Karena tanah yang agak basah dan cukup menanjak jadi ketika gue melewatinya tiba-tiba jatuh. Enggak sakit sih, tapi cukup buat tangan gue kotor penuh tanah.
Gue menghampiri dia yang sedang duduk bengong di kursi taman itu, "nih" sambil memberi botol minuman kedia, dan karena gue sebagai cowo yang keren. Jadi dia gue ajak makan, gue tawarin ini itu dia gak mau terus, dan akhirnya gue bilang aja "jangan kayak anak SD deh", akhirnya dia mau juga. Dia mau gue ajak makan bubur, walaupun jahat banget ngajak cewe makan di pinggir jalan. Ya walaupun enggak di tengah jalan, yang penting mah makan.
Kita makan bubur di pinggir jalan, duduk disamping tukang tambal ban. Di sela-sela makan, gue ngomongin temen-temen SD kita dulu, ngomongin gue lagi deket sama siapa, dan ngomongin hal-hal sedikit pribadi. Tapi entah kenapa gue lebih suka mandangin dia ketimbang mendengarkan ceritanya. Gue melihat jam, gue berfikir cukup sampe sini aja, sebaiknya gue ajak dia pulang, takut kecapean. Akhirnya kita pulang dengan masih membahas hal-hal yang cukup pribadi. Seiring berjalan, gue selalu berfikir. Kita akan berpisah lagi, menjauh, menjadi seakan tidak kenal. Kita akan tetap menimbum rasa itu, tidak akan hilang. Tetap bersemayam, dan tumbuh kembali ketika bertemu.
PS : "Saat kita bertemu cinta pertama yang telah hilang, entah kenapa memory itu kian muncul kembali. Kenangan masa lampau yang telah terhimpit kenangan baru tiba-tiba bermunculan. Seperti bergerak mundur, mengingatkan hal-hal yang dulu sudah terpendam."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar