"Aku si jin, aku datang saat di butuhkan dan pergi saat mereka telah bahagia."
Kata-kata itu telah menjadi motivasi hidup gue. Dari dulu gue selalu
ingin membatu orang yang sedang kesusahan, dan pergi ketika mereka telah
bahagia. Kenapa? Karena gue hanya akan merusaknya lagi ketika gue hadir
di tengah-tengah kebahagiaan mereka (:
Di saat perjalan kita sering becanda. Kadang gue iseng ngerem mendadak sampe dia teriak "Ahhh, sialan lo" sambil mukul kepala gue. Gue sih ketawa-ketawa aja. Dia pun juga sering banget iseng, kadang dia goyang-goyangin motor gue, dan hampir nabrak pot tanaman orang. Terus juga setiap ada orang lewat di samping kita, dia selalu bilang "Haiii om, haii tante" sambil melambaikan tangan seperti orang gila. Gue sampe ketawa ngakak, lalu dia bilang ke gue "lo malu ya jalan sama orang gila kayak gue?". Sebenernya gue sih gak malu, malah gue seneng, soalnya lucu gitu. Tapi kaget aja, kok cantik-cantik otaknya geser. "Gak lah, gue malah seneng cewe gokil kayak lo". Dia tersenyum dan tertawa terus-terusan sepanjang jalan, dan kita pun di liatin orang banyak. Gue yakin pasti orang-orang mikir kalo kita tuh orang gila yang baru keluar dari rumah sakit jiwa. Tapi kita santay aja sambil ngasih senyum najis ke orang-orang yang ngeliatin kita.Gak sampe situ aja kegilaan kita, kita masih teriak-teriak dan nyanyi diatas motor. Sampe di tegor sama babysister bermuka om-om kumisan yang kekar.
Akhirnya kita pun mulai terasa lelah sehabis teriak-teriakan. Gue memberi saran untuk istirahat minum dulu. Kita pun berhenti sejenak untuk minum. Tapi aneh-nya tiba-tiba hujan turun dengan cukup deras. Gue bingung soalnya gak bawa jas ujan, dan gue juga kasian sama Siska. Kita berteduh di warung kaki lima di pinggir jalan. Tapi malangnya kita gak nemuin tempat buat berteduh yang pas buat berdua. Akhirnya kita neduh, ya walaupun yang kehujanan jadi-nya cuma gue doang, soalnya tempat berteduh-nya gak muat untuk berdua. "Lo gapapa keujanan gitu? Sini aja mepet dikit ke gue" dia menyarankan gue untuk berdiri di samping dia. "Udah gapapa tenang aja, dari pada lo yg kebasahan. Oh iya gue beli minum bentar ya?". Gue pun lari ngibrit ke warung kaki lima buat beli 2 botol minuman. Dan tiba-tiba "Hey ces liat gue deh", gue menengok kebelakang, dan melihat dia sedang asik bermain hujan. "Eh lo ngapain? Nanti sakit, mending neduh aja" sambil memegang tangannya dan menarik dia untuk berteduh. "Ahh gue gak mau, ke kedai bakso itu aja yuk kayaknya enak deh" sambil nunjuk ke kedai bakso yang berada di sebrang jalan. "Tapi kan ujan? Nanti lo kebasahan terus besok sakit lagi." gue berkata dengan nada sedikit khawatir. "Cielah perhatin banget sama gue, udah tenang aja, gue juga laper nih" dia tertawa kecil sambil senyum-senyum. "Bukan perhatian, tapi kan lo cewe. Pakaian lu juga begitu sis, kalo lo sakit ntar gue gimana?" gue berkata dengan sedikit nge-gombal. "Ahh au amat ces, yaudah yuk".
Gue pun pasrah aja deh. Gue menggengam tangan-nya untuk menyebrang jalan. Ketika sampai di sebrang, kita pun langsung masuk ke kedai. Untungnya di sebelah kedai itu ada yang jualan handuk, jadi gue beli handuk dulu buat mengeringkan tubuh kita yang basah itu. "Nih keringin dulu tuh, nanti masuk angin loh" sambl menyerahkan handuk. "Makasih" kata dia sambil memberi senyum. Gue memesan 2 mangkok bakso, dan bertanya "Lo mau minum apa? Yang anget-anget aja buat ngangetin badan" gue menyarankan. "Gue mau bir ces". Aduh gak beres nih cewe, dikit-dikit bir mulu. "Ahh apaan sih lu bir mulu, kopi aja ya? atau teh?". Dia berfikir sejenak dan akhirnya memutuskan "Hemm yaudah gue mau kopi". Kita pun memesan 2 mangkok bakso dan 2 gelas kopi hangat.
Sesaat kita hendak mau makan, tiba-tiba ada yang menegor kita. "Hayoo lo, ketauan pacaran mulu. mana ujan-ujanan lagi" kata seorang cewe yang tiba-tiba menepuk pundak siska. "Ahh tante sakit tau, sama siapa kesini?" siska berkata sambil memegang pundaknya. "Tuh sama mami kamu, liat tuh dia senyum-senyum aja. Hemm btw cowonya beda lagi? si Raka kemana?" dia berkata dengan sedikit menggoda. "Hemm, Raka ada kok, tpi aku lgi jalan sama temen. Biasalah mau nonton". Gue yang dari tadi binggung mesti gimana, akhirnya memberanikan diri untuk berkenalan. "Hemm, saya pisces. Saya tukang ojek-nya siska hari ini bu, eh tante" gue ngomong sampe kebingungan mau manggil bu, tante, atau kaka? Habisnya orangnya masih cukup muda, ya berkisaran antara umur 21 or 22 gitu. "Jangan panggil tante ah, aku kan belom tua loh. Panggil aja kaka atau emba" berkata sambil menggoda gue. "Eh iya, maaf tante. Eh maksudnya kaka" gue ngomong sampe grogi gitu. Dan tiba-tiba mami-nya siska nyamperin kita.
Mami-nya Siska : "Heh Siska pacaran mulu nih. Loh kok beda? Mami kira sama si Raka."
Tante-nya Siska : "Itu pacar barunya Siska loh mba, ganteng ya? Mirip sama mantan mba dulu loh."
Mami-nya Siska : "Sutt kamu tuh buka-buka kartu aja, iya tapi mirip juga ya, cuma kalo yg ini pake kaca mata kuda." ibu-nya berkata sambil ketawa kecil.
Siska : "Ahhh mami sama tante apaan sih, orang aku cuma temenan doang." senyum malu.
Mami dan tantenya serentak mengatakan "Ciee", dan akhirnya tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. Gue cuma bisa senyum aja melihat satu keluarga yang gila-nya sama persis, tapi gue jadi pengen punya keluarga kayak gini, yang asik. Tapi walaupun gue iri, gue harus tetep bersyukur dengan apa yang gue punya sekarang. "Yaudah deh mami sama tante pulang deh, gak mau ganggu yg lgi pacaran. Oh iya jangan malem-malem ya ngaterin pulang anak tante", ibunya Siska pun pergi sambil ngasih senyum yang manis buat gue sama Siska, dan ternyata bibir ibu-nya Siska mirip banget sama dia. Pantes aja senyumnya bikin gue pengen nikahin ibunya *eh.
Kita pun diem-dieman untuk beberapa saat karena sama-sama malu ketika bertemu ibu-nya. Akhirnya gue pun membuka obrolan. "Yaudah yuk lanjut makan Sis" sambil senyum malu sama dia. Kita pun masih makan tanpa bicara (yaiyalah gak bicara, ntar kalo bicara bisa-bisa keselek). Tiba-tiba dia berdehem, dan mengantakan sesuatu "Sorry ya ces, nyokap sama tante gue bikin malu. Emang tuh pada reseh." berkata sedikit kurang enak. "Hahaha santay aja lagi, gue malah seru ngeliatnya hahaha." gue ketawa maksa aja biar keliatan lucu. Suasana mulai semakin garing, gue dan dia cuma diem-dieman aja. Tapi sempet gue lagi mau nengok ke dia. Dan tiba-tiba dia langsung membuang muka. Nah loh, gue yakin nih orang lagi curi-curi pandang sama gue. Gue mandangin dia sambil senyum. "Kenapa lo senyum-senyum sama gue?" kata Siska. "Hehehe, gapapa kok. Lo aja dari tadi ngeliatin makanan gue mulu. Mau gue suapin? Apa mau nambah?" gue berkata sambil menggoda. "Au ah ces, gue malah udah kenyang ini. Minum kopinya ahh." sambil meminum kopi yang masih panas. Dan tiba-tiba "Awww", gue ketawa ngakak saat dia meminum kopi yang masih panas itu. "Lo gak biasa minum kopi? Kenapa tadi mau pensen kopi?" gue berkata sambil ketawa. "Kan gue maucoba ngerasain minum kopi, soalnya kata lu enak kan" sambil menahan panas di lidah. "Ya tapi gak di minum langsung gitu juga kali." gue masih ketawa ngakak. Akhirnya gue saranin untuk di tiup dulu agar tidak terlalu panas. Dan akhirnya "Sruputttt", dia meminum dengan perlahan. Gue berasumsi kalo dia menikmati kopi hangat itu, apa lagi dengan cuaca yang sedang hujan ini, dan tubuh kita yang masih cukup kedinginan gara-gara kehujanan tadi. "Gimana? Enak kan?" gue berkata sambil senyum. "Hemm, iya ces enak. Gue jadi ketagihan. Nambah lagi yuk?" sambil senyum ke gue. "Ngapain banyak-banyak? Ntar gumoh, dah abisin dulu aja kopinya". Kita pun meminum kopi itu dengan melihat keluar jalan, yang notaben-nya masih hujan deras. Rasa dingin itu pun kian semakin hilang, berganti menjadi sebuah kehangatan. Dengan sebuah tatapan bola mata yang indah dan secangkir kopi. Terus menunggu hingga hujan yang membasahi bumi itu berhenti, berganti menjadi awan yang lebih cerah dan pelangi yang akan menghiasi awan tersebut muncul.
(Bersambung)
Rabu, 14 Januari 2015
Jumat, 09 Januari 2015
Aku Si Kakek Jomblo (aku jin botol) Chapter 2
"Aku si jin, aku datang saat di butuhkan dan pergi saat mereka telah bahagia."
Kata-kata itu telah menjadi motivasi hidup gue. Dari dulu gue selalu
ingin membatu orang yang sedang kesusahan, dan pergi ketika mereka telah
bahagia. Kenapa? Karena gue hanya akan merusaknya lagi ketika gue hadir
di tengah-tengah kebahagiaan mereka (:
Gue melihat matanya. Mata yang jauh lebih indah di bandingkan bulan malam ini. Kita pun eye contact, cukup lama gue memandangi mata indah itu, akhirnya gue pun berdehem dan menyudahi eye contact dengan-nya.
Siska : "Hemm, btw ngapain lo kesini?"
Gue : "Gue gak betah di dalem, rame banget gitu jadi malu. Sekalian mau mandangin langit sambil minum kopi hehe. lu sendiri ngapain disini?"
Muka dia terlihat sedih. Raut mukanya makin gak ngenakin, dan akhirnya air mata itu menetes jatuh ke pipi-nya.
Gue : "Lu nangis? Kalo ada masalah cerita aja."
Siska : "Gue gak nangis. Cuma kelilipan aja." sambil minum bir kalengan yang dia ambil dari meja.
Gue : "Ah alesan aja. Gue bilangin ya, kalo sedih itu jangan di pendem, nanti sakit sendiri"
Siska : "Hemm"
Dia terus meminum bir kaleng itu. Dan akhirnya "Gubrak.." dia terjatuh. Gue panik, gue bingung, gue takut nanti disangka yang enggak-enggak. Gue gendong dia, dan membawa dia ke kursi, lalu membiar kan dia istirahat. Tiba-tiba saja "Hueekkk", aduhh dia muntah ke baju gue. Gue takut ada orang liat dan gue bisa dituduh ngehamili dia, saking bingungnya gue gak ngerti mesti ngapain. Gue pun bergegas kembali kedalam untuk mengambil segelas air putih dan kain pel. Saat gue kembali dia sudah menangis sambil berkata, "Dasar cowo bajingann!!".
Gue : "lo gapapa? Nih air putih." sambil memberikan segelas air putih ke dia.
Siska : "Ahhh, gue gak mau minum air putih. Ambilin gue bir-nya lagi dong" berkata sambil sempoyongan gitu, mirip orang mabuk *eh emang dia mabuk ya? Gue lupa.
Gue : "Enggak lo gak boleh minum bir itu, bir itu ada kecoa-nya. Udah minum nih air putih."
Siska : "Hiii.. Gue takut sama kecoa. Lagian kecoa juga mana mau joinan bir sama gue. Yaudah sini air putihnya." Dia mengambil air putih itu di tangan gue.
Dia minum air putih itu sampe habis, dan tiba-tiba dia tertidur. Argghhh gue takut dia kenapa-kenapa, gue takut dia mati, gue takut di seret ke penjara atas tuduhan pembunuhan orang. Dan masuk berita koran dengan judul "Terlalu lama menjomblo, Kakek-kakek ini mencabuli botol bir". Ahh, gue gak mau itu terjadi, gue gak mau nama gue makin jelek.
Akhirnya gue tungguin dia bangun, 10 menit, 20 menit, 30 menit dia belom bangun juga. Gue cari cara buat bangunin dia. Akhirnya gue punya ide untuk bangunin dia. Ide gue itu, pengen bangunin dia cara disiram pake air se-ember. Tapi gue mikir-mikir lagi, kasian nanti dia kedinginan, akhirnya gue tunggu lagi aja hingga dia bangun. 1 jam telah berlalu, 1 jam setengah juga belom sadar. Gue pun makin panik, gue berasumsi kalo dia sudah mati. Tapi setelah gue cek, dia masih bernafas. Gue ingin melarikan diri, tapi kasian nanti dia di apa-apain sama kecoa. Gue terus merhatiin dia, makin lama di liat-liat, ini cewe makin manis kalo sedang tertidur, gue terus meratiin muka cewe ini. Tiba-tiba "Huaaa", dia kaget ngeliat muka gue yang dari tadi merhatiin dia tidur. Dia memegang tubuhnya seperti orang habis di perkosa, gue pun megang tubuh gue saking kagetnya. Dia liat muka gue sambil teriak "Aaaa..", gue pun sama. Teriak ketika dia teriak, "Aaaa...". Akhirnya setelah kita maen teriak-teriakan seperti Dian Dipa Chandra (itu loh vokalis seurieus band), gue pun menutup mulut-nya dengan tangan gue sambil berkata.
Gue : "Udahhh, jangan teriak gitu bikin gue panik aja."
Siska : "Lu ngapaian disini? Lu pasti ngapa-ngapain gue kan? Ngaku lo?"
Gue : "Dihhh, gak inget lu itu tadi mabuk sampe muntahin gue? Emang lu pikir gue kantong muntah"
Siska : "Ohh iya gue inget, sorry abisnya lo mirip sih"
Njirr, gue dikatain mirip kantong muntah. Keren-keren gini dimirip-miripin sama kantong muntah? oh nih orang songong.
Gue : "Enak aja kangtong muntah." Sambil cemberut manyun.
Siska : "hehehe, sorry sorry. Btw makasih yaudah nemenin gue."
Gue : "Eh iya gapapa kok. Terus lu kenapa tadi? Ada masalah cerita aja."
Spontan muka dia berubah jadi sedih lagi.
Siska : "Iya ces gini, tadi gue berangkat kesini sendiri. Saat gue dateng, gue ngeliat cowo gue lagi mesra-mesraan sama selingkuhannya. Tapi pas gue tanya dia gak mau ngaku, malah ngajakin gue putus." Dia pun curhat dengan suara pecah ingin menangis.
Gue : "Terus lu nerima hal itu?"
Siska : "Hal apa? Kalo di selingkuhin gue jelas gak terima. Dan kalo soal putus gue juga gak terima ces, gue udah terlanjur sayang banget sama dia. Gue gak mau putus sama dia."
Hufftt, dari dulu gue tuh bingung sama cewe. Cewe tuh bego apa gimana ya? Kuat aja gitu bertahan walaupun sering disakitin, kalo gue sih mending gue tendang tuh cowo kelaut. Gue mulai berfikir, ternyata yang di bilang kalo "Cewe itu mempunyai 5 rasa 1 logika, dan cowo mempunyai 5 logika 1 rasa" jadi bener, ternyata cewe kalo udah sayang ya gitu gak pernah pake logika. Sama hal-nya dengan ngupil di depan orang banyak, walaupun memalukan, tapi kalo lagi enak ya lanjut terusss.
Gue : "Tapi kan sis, kalo lu disakitin terus mah namanya dia gak sayang sama lo"
Siska : "Abisnya mau gimana lagi? Udah sayang gitu."
Gue diem aja deh, emang susah kalo udah kayak gini. Akhirnya kita sama-sama ngeliatin langit malam itu, tiba-tiba dia ngeliatin gue sambil senyum. Gue sih pura-pura gak liat aja, karena gue takut ke GEERan, jadi hanya melihat langit malam ini aja. Eniwey kopi gue mana ya? Eh gue lupa sama kopi gue yang dari tadi sendirian, yang menjadi saksi bisu kalo malem ini gue lagi sama cewe cantik, sama cewe yang udah muntahin gue, sama cewe yang aura-nya muncul ketika kita sama-sama melihat bulan dan langit malam yang indah ini.
Gue pun menuju meja, dan mengambil kopi gue.
Siska : "Kenapa? Udah dingin ya?."
Gue : "Hehehe, iya nih. Jadi gak manis lagi kayak muka lo" gue berkata sambil menggoda.
Dia hanya senyum ke gue, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Gue pun masih mikirin kata-kata yang tepat untuk di obrolin sama dia. Gue liatin kopi dan sedikit demi sedikit gue minum, ya walaupun udah gak panas, tapi ketika dingin kopi hitam ini cukup terasa pahit. Pahit? oh oke gue tau.
Gue : "Hemm, sis lu tau gak kalo hubungan itu mirip kopi hitam?"
Siska : "Maksudnya?."
Gue : "Ya mirip gitu, coba deh lu nikmati kopi hitam ketika panas. Rasa kopi itu akan begitu terasa nikmat, tapi ketika dingin, kenikmatannya pun hilang dan serasa pahit. Sama seperti hubungan, ketika masih hangat-hangatnya begitu manis, tapi ketika sudah dingin. Semua berubah menjadi pahit"
Siska : "Hemm, lu bener. Mungkin Raka udah berubah, mungkin hubungan yg kita jalani 2 tahun ini udah ngebuat dia bosan, tapi gue gak mau putus sama dia. Ya walaupun gue tau, gue sering banget di sakitin."
Gue : "Tapi lo pernah berfikir buat mencari yg lebih baik? Ya bukan buat di awal, tapi untuk selamanya gitu?"
Siska : "Gue belum bisa ngebuka hati buat orang lain, dan gue yakin si Raka pasti bisa berubah." Sambil senyum ke gua dengan penuh harapan.
Gue : "Ouh gitu, yaudah semangat ya. Gue tau apa pun yang lu pilih itu yg terbaik menurut lo."
Siska : "Makasih ya ces, gue jadi sedikit legaan. Btw itu baju lu gapapa tuh? Pinjem baju aja sama Andi, nanti baju lo gue bawa pulang gue cuciin."
Gue : "Gak usah, gapapa kok tenang aja. Eniwey gue pulang duluan ya udah malem, lu gapapa kan sendiri?"
Siska : "Oh iya gapapa kok, udah biasa sendiri." Sambil senyum.
Gue : "Oh iya, pin lo dong? atau apa gitu. Mungkin gue bisa jadi temen curhat lo."
Siska : "Oke wait ya."
Kita pun saling bertukar pin, dan gue pulang meninggalkan seorang gadis yang setengah patah hati itu di balkon.Tapi gue cukup senang, karena gue pulang dengan sejuta hadiah senyuman yang dia berikan ke gue ketika menemani dia. Tapi tunggu dulu, gue takut kalo dia bunuh diri, gue takut dia lompat dari atas balkon, gue takut jadi tersangka atas loncat-nya dia dari balkon. Ahhh tidakkk!! Tapi akhirnya gue pulang aja, abis udah malem juga, gue pun belum ngasih makan si manis. Takutnya si manis makanin kancut-kancut gue, itu kan bahaya.
Sampai dirumah, gue pun memberi makan kucing gue. Dan gue melihat keseliling rumah gue, ternyata masih sepi seperti biasanya. Gue pun pernah berharap kalo gue di lahirkan di keluarga yang berbeda. Setelah gue memberi makan kucing gue, gue pun masuk ke kamar, nge-cek satu persatu kancut-kancut gue. Dan ternyata aman, tidak ada yang hilang dimakan Si Manis. Akhirnya tidur dengan meluk foto raisa.
Pagi-nya gue bangun dengan muka bantal. Saking malesnya bangun dari kasur, sampai jam 11 siang pun gue belom mandi, dan masih buka-buka laptop di kamar. Habis-nya setiap weekend gak pernah punya acara sih, jadinya cuma dirumah sambil buka-buka laptop. Tiba-tiba hp gue bunyi dan ternyata si Siska yang bbm gue."Ces, maen yuk. Gue bete nih weekend gak ada temen", wets gue seneng banget tuh di ajakin maen sama cewe ukuran BH 34C *eh, maksudnya sama cewe idaman gue. "Oke, gue jemput rumah lu ya? Kirim alamatnya". Dia pun mengirim kan alamat rumahnya. Ternyata dekat taman yang sering gue datengin itu. Gue pun langsung siap-siap mandi sambil dandan yang ganteng, sulam kumis. Udah terasa cukup ganteng, gue pun berangkat jemput dia dengan motor matic. Sesampai gue di depan rumahnya, duh makin jatuh cinta gue sama dia. Dia mengenakan baju dress warna pink, rambutnya di gerai dan di ikat sedikit di bagian atas, dan rambut yg di ikat sedikit itu, agak di letakkan ke sampingin gitu. Gue gak bisa bilang apa-apa tentang dia, menurut gue dia cantik banget berpenampilan kayak gitu. Tapi apa kabarnya dengan gue? Yang cuma mengenakan baju lengan panjang, celana jeans plus sepatu yang belom gue cuci 5 hari, rambut gue pun belah pinggir lengkap dengan kaca mata kuda milik gue. Dan gue yakin dia pasti malu banget jalan sama gue.
Tanpa sadar gue pun berkata "lo cantik" sambil senyum najis gitu. Dia cuma senyum malu gitu ke gue, dan bisa dipastikan jantung gue bakalan berhenti berdetak untuk beberapa saat. "Lo juga keren kok, btw coba deh sini sebentar", dia ngacak-ngacak rambut gue sampai ketombe dan kutu-kutu gue bertebangan. "Nah lo lebih ganteng kalo rambutnya di jabrik-kin". Owww, gue hampir pingsan dia bilang begitu, dan seakan gue hampir sakit jiwa ketika dia mengatakan "Lo keren kok", gue udah senyam-senyum najis gitu. "ehh, bentar deh kaca mata lo lepas", sambil mengambil kaca mata gue. "Lo jauh lebih ganteng kayak gini" sambil senyum puas abis makeover gue. "Tapi gue gak bisa liat jauh kalo lagi bawa motor, nanti aja deh gue lepas kalo kita udah sampe tujuan" sambil senyum dan mengambil kaca mata gue. Dia senyum sambil ketawa kecil-kecil.
Gue : "Yuk naik."
Siska : "Hemmm, oke. Terus kita mau kemana?" sambil naik di belakang gue.
Gue : "Lu maunya kemana? Gue jadi supir lu deh buat hari ini."
Siska : "Cieelah supir? Ganteng-ganteng emang mau jadi supir gue?" dia nepuk pundak gue.
Gue : "Hehehe, jadi supir buat cewe cantik kayak lo gak masalah kali."
Siska : "Hahaha, yaudah kita pergi nonton aja gimana?"
Gue : "Siap kapten"
Kita pun berangkat dengan canda tawa di setiap perjalanannya......
(BERSAMBUNG)
Gue melihat matanya. Mata yang jauh lebih indah di bandingkan bulan malam ini. Kita pun eye contact, cukup lama gue memandangi mata indah itu, akhirnya gue pun berdehem dan menyudahi eye contact dengan-nya.
Siska : "Hemm, btw ngapain lo kesini?"
Gue : "Gue gak betah di dalem, rame banget gitu jadi malu. Sekalian mau mandangin langit sambil minum kopi hehe. lu sendiri ngapain disini?"
Muka dia terlihat sedih. Raut mukanya makin gak ngenakin, dan akhirnya air mata itu menetes jatuh ke pipi-nya.
Gue : "Lu nangis? Kalo ada masalah cerita aja."
Siska : "Gue gak nangis. Cuma kelilipan aja." sambil minum bir kalengan yang dia ambil dari meja.
Gue : "Ah alesan aja. Gue bilangin ya, kalo sedih itu jangan di pendem, nanti sakit sendiri"
Siska : "Hemm"
Dia terus meminum bir kaleng itu. Dan akhirnya "Gubrak.." dia terjatuh. Gue panik, gue bingung, gue takut nanti disangka yang enggak-enggak. Gue gendong dia, dan membawa dia ke kursi, lalu membiar kan dia istirahat. Tiba-tiba saja "Hueekkk", aduhh dia muntah ke baju gue. Gue takut ada orang liat dan gue bisa dituduh ngehamili dia, saking bingungnya gue gak ngerti mesti ngapain. Gue pun bergegas kembali kedalam untuk mengambil segelas air putih dan kain pel. Saat gue kembali dia sudah menangis sambil berkata, "Dasar cowo bajingann!!".
Gue : "lo gapapa? Nih air putih." sambil memberikan segelas air putih ke dia.
Siska : "Ahhh, gue gak mau minum air putih. Ambilin gue bir-nya lagi dong" berkata sambil sempoyongan gitu, mirip orang mabuk *eh emang dia mabuk ya? Gue lupa.
Gue : "Enggak lo gak boleh minum bir itu, bir itu ada kecoa-nya. Udah minum nih air putih."
Siska : "Hiii.. Gue takut sama kecoa. Lagian kecoa juga mana mau joinan bir sama gue. Yaudah sini air putihnya." Dia mengambil air putih itu di tangan gue.
Dia minum air putih itu sampe habis, dan tiba-tiba dia tertidur. Argghhh gue takut dia kenapa-kenapa, gue takut dia mati, gue takut di seret ke penjara atas tuduhan pembunuhan orang. Dan masuk berita koran dengan judul "Terlalu lama menjomblo, Kakek-kakek ini mencabuli botol bir". Ahh, gue gak mau itu terjadi, gue gak mau nama gue makin jelek.
Akhirnya gue tungguin dia bangun, 10 menit, 20 menit, 30 menit dia belom bangun juga. Gue cari cara buat bangunin dia. Akhirnya gue punya ide untuk bangunin dia. Ide gue itu, pengen bangunin dia cara disiram pake air se-ember. Tapi gue mikir-mikir lagi, kasian nanti dia kedinginan, akhirnya gue tunggu lagi aja hingga dia bangun. 1 jam telah berlalu, 1 jam setengah juga belom sadar. Gue pun makin panik, gue berasumsi kalo dia sudah mati. Tapi setelah gue cek, dia masih bernafas. Gue ingin melarikan diri, tapi kasian nanti dia di apa-apain sama kecoa. Gue terus merhatiin dia, makin lama di liat-liat, ini cewe makin manis kalo sedang tertidur, gue terus meratiin muka cewe ini. Tiba-tiba "Huaaa", dia kaget ngeliat muka gue yang dari tadi merhatiin dia tidur. Dia memegang tubuhnya seperti orang habis di perkosa, gue pun megang tubuh gue saking kagetnya. Dia liat muka gue sambil teriak "Aaaa..", gue pun sama. Teriak ketika dia teriak, "Aaaa...". Akhirnya setelah kita maen teriak-teriakan seperti Dian Dipa Chandra (itu loh vokalis seurieus band), gue pun menutup mulut-nya dengan tangan gue sambil berkata.
Gue : "Udahhh, jangan teriak gitu bikin gue panik aja."
Siska : "Lu ngapaian disini? Lu pasti ngapa-ngapain gue kan? Ngaku lo?"
Gue : "Dihhh, gak inget lu itu tadi mabuk sampe muntahin gue? Emang lu pikir gue kantong muntah"
Siska : "Ohh iya gue inget, sorry abisnya lo mirip sih"
Njirr, gue dikatain mirip kantong muntah. Keren-keren gini dimirip-miripin sama kantong muntah? oh nih orang songong.
Gue : "Enak aja kangtong muntah." Sambil cemberut manyun.
Siska : "hehehe, sorry sorry. Btw makasih yaudah nemenin gue."
Gue : "Eh iya gapapa kok. Terus lu kenapa tadi? Ada masalah cerita aja."
Spontan muka dia berubah jadi sedih lagi.
Siska : "Iya ces gini, tadi gue berangkat kesini sendiri. Saat gue dateng, gue ngeliat cowo gue lagi mesra-mesraan sama selingkuhannya. Tapi pas gue tanya dia gak mau ngaku, malah ngajakin gue putus." Dia pun curhat dengan suara pecah ingin menangis.
Gue : "Terus lu nerima hal itu?"
Siska : "Hal apa? Kalo di selingkuhin gue jelas gak terima. Dan kalo soal putus gue juga gak terima ces, gue udah terlanjur sayang banget sama dia. Gue gak mau putus sama dia."
Hufftt, dari dulu gue tuh bingung sama cewe. Cewe tuh bego apa gimana ya? Kuat aja gitu bertahan walaupun sering disakitin, kalo gue sih mending gue tendang tuh cowo kelaut. Gue mulai berfikir, ternyata yang di bilang kalo "Cewe itu mempunyai 5 rasa 1 logika, dan cowo mempunyai 5 logika 1 rasa" jadi bener, ternyata cewe kalo udah sayang ya gitu gak pernah pake logika. Sama hal-nya dengan ngupil di depan orang banyak, walaupun memalukan, tapi kalo lagi enak ya lanjut terusss.
Gue : "Tapi kan sis, kalo lu disakitin terus mah namanya dia gak sayang sama lo"
Siska : "Abisnya mau gimana lagi? Udah sayang gitu."
Gue diem aja deh, emang susah kalo udah kayak gini. Akhirnya kita sama-sama ngeliatin langit malam itu, tiba-tiba dia ngeliatin gue sambil senyum. Gue sih pura-pura gak liat aja, karena gue takut ke GEERan, jadi hanya melihat langit malam ini aja. Eniwey kopi gue mana ya? Eh gue lupa sama kopi gue yang dari tadi sendirian, yang menjadi saksi bisu kalo malem ini gue lagi sama cewe cantik, sama cewe yang udah muntahin gue, sama cewe yang aura-nya muncul ketika kita sama-sama melihat bulan dan langit malam yang indah ini.
Gue pun menuju meja, dan mengambil kopi gue.
Siska : "Kenapa? Udah dingin ya?."
Gue : "Hehehe, iya nih. Jadi gak manis lagi kayak muka lo" gue berkata sambil menggoda.
Dia hanya senyum ke gue, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Gue pun masih mikirin kata-kata yang tepat untuk di obrolin sama dia. Gue liatin kopi dan sedikit demi sedikit gue minum, ya walaupun udah gak panas, tapi ketika dingin kopi hitam ini cukup terasa pahit. Pahit? oh oke gue tau.
Gue : "Hemm, sis lu tau gak kalo hubungan itu mirip kopi hitam?"
Siska : "Maksudnya?."
Gue : "Ya mirip gitu, coba deh lu nikmati kopi hitam ketika panas. Rasa kopi itu akan begitu terasa nikmat, tapi ketika dingin, kenikmatannya pun hilang dan serasa pahit. Sama seperti hubungan, ketika masih hangat-hangatnya begitu manis, tapi ketika sudah dingin. Semua berubah menjadi pahit"
Siska : "Hemm, lu bener. Mungkin Raka udah berubah, mungkin hubungan yg kita jalani 2 tahun ini udah ngebuat dia bosan, tapi gue gak mau putus sama dia. Ya walaupun gue tau, gue sering banget di sakitin."
Gue : "Tapi lo pernah berfikir buat mencari yg lebih baik? Ya bukan buat di awal, tapi untuk selamanya gitu?"
Siska : "Gue belum bisa ngebuka hati buat orang lain, dan gue yakin si Raka pasti bisa berubah." Sambil senyum ke gua dengan penuh harapan.
Gue : "Ouh gitu, yaudah semangat ya. Gue tau apa pun yang lu pilih itu yg terbaik menurut lo."
Siska : "Makasih ya ces, gue jadi sedikit legaan. Btw itu baju lu gapapa tuh? Pinjem baju aja sama Andi, nanti baju lo gue bawa pulang gue cuciin."
Gue : "Gak usah, gapapa kok tenang aja. Eniwey gue pulang duluan ya udah malem, lu gapapa kan sendiri?"
Siska : "Oh iya gapapa kok, udah biasa sendiri." Sambil senyum.
Gue : "Oh iya, pin lo dong? atau apa gitu. Mungkin gue bisa jadi temen curhat lo."
Siska : "Oke wait ya."
Kita pun saling bertukar pin, dan gue pulang meninggalkan seorang gadis yang setengah patah hati itu di balkon.Tapi gue cukup senang, karena gue pulang dengan sejuta hadiah senyuman yang dia berikan ke gue ketika menemani dia. Tapi tunggu dulu, gue takut kalo dia bunuh diri, gue takut dia lompat dari atas balkon, gue takut jadi tersangka atas loncat-nya dia dari balkon. Ahhh tidakkk!! Tapi akhirnya gue pulang aja, abis udah malem juga, gue pun belum ngasih makan si manis. Takutnya si manis makanin kancut-kancut gue, itu kan bahaya.
Sampai dirumah, gue pun memberi makan kucing gue. Dan gue melihat keseliling rumah gue, ternyata masih sepi seperti biasanya. Gue pun pernah berharap kalo gue di lahirkan di keluarga yang berbeda. Setelah gue memberi makan kucing gue, gue pun masuk ke kamar, nge-cek satu persatu kancut-kancut gue. Dan ternyata aman, tidak ada yang hilang dimakan Si Manis. Akhirnya tidur dengan meluk foto raisa.
Pagi-nya gue bangun dengan muka bantal. Saking malesnya bangun dari kasur, sampai jam 11 siang pun gue belom mandi, dan masih buka-buka laptop di kamar. Habis-nya setiap weekend gak pernah punya acara sih, jadinya cuma dirumah sambil buka-buka laptop. Tiba-tiba hp gue bunyi dan ternyata si Siska yang bbm gue."Ces, maen yuk. Gue bete nih weekend gak ada temen", wets gue seneng banget tuh di ajakin maen sama cewe ukuran BH 34C *eh, maksudnya sama cewe idaman gue. "Oke, gue jemput rumah lu ya? Kirim alamatnya". Dia pun mengirim kan alamat rumahnya. Ternyata dekat taman yang sering gue datengin itu. Gue pun langsung siap-siap mandi sambil dandan yang ganteng, sulam kumis. Udah terasa cukup ganteng, gue pun berangkat jemput dia dengan motor matic. Sesampai gue di depan rumahnya, duh makin jatuh cinta gue sama dia. Dia mengenakan baju dress warna pink, rambutnya di gerai dan di ikat sedikit di bagian atas, dan rambut yg di ikat sedikit itu, agak di letakkan ke sampingin gitu. Gue gak bisa bilang apa-apa tentang dia, menurut gue dia cantik banget berpenampilan kayak gitu. Tapi apa kabarnya dengan gue? Yang cuma mengenakan baju lengan panjang, celana jeans plus sepatu yang belom gue cuci 5 hari, rambut gue pun belah pinggir lengkap dengan kaca mata kuda milik gue. Dan gue yakin dia pasti malu banget jalan sama gue.
Tanpa sadar gue pun berkata "lo cantik" sambil senyum najis gitu. Dia cuma senyum malu gitu ke gue, dan bisa dipastikan jantung gue bakalan berhenti berdetak untuk beberapa saat. "Lo juga keren kok, btw coba deh sini sebentar", dia ngacak-ngacak rambut gue sampai ketombe dan kutu-kutu gue bertebangan. "Nah lo lebih ganteng kalo rambutnya di jabrik-kin". Owww, gue hampir pingsan dia bilang begitu, dan seakan gue hampir sakit jiwa ketika dia mengatakan "Lo keren kok", gue udah senyam-senyum najis gitu. "ehh, bentar deh kaca mata lo lepas", sambil mengambil kaca mata gue. "Lo jauh lebih ganteng kayak gini" sambil senyum puas abis makeover gue. "Tapi gue gak bisa liat jauh kalo lagi bawa motor, nanti aja deh gue lepas kalo kita udah sampe tujuan" sambil senyum dan mengambil kaca mata gue. Dia senyum sambil ketawa kecil-kecil.
Gue : "Yuk naik."
Siska : "Hemmm, oke. Terus kita mau kemana?" sambil naik di belakang gue.
Gue : "Lu maunya kemana? Gue jadi supir lu deh buat hari ini."
Siska : "Cieelah supir? Ganteng-ganteng emang mau jadi supir gue?" dia nepuk pundak gue.
Gue : "Hehehe, jadi supir buat cewe cantik kayak lo gak masalah kali."
Siska : "Hahaha, yaudah kita pergi nonton aja gimana?"
Gue : "Siap kapten"
Kita pun berangkat dengan canda tawa di setiap perjalanannya......
(BERSAMBUNG)
Selasa, 06 Januari 2015
Aku Si Kakek Jomblo (aku jin botol)
"Aku si jin, aku datang saat di butuhkan dan pergi saat mereka telah bahagia." Kata-kata itu telah menjadi motivasi hidup gue. Dari dulu gue selalu ingin membatu orang yang sedang kesusahan, dan pergi ketika mereka telah bahagia. Kenapa? Karena gue hanya akan merusaknya lagi ketika gue hadir di tengah-tengah kebahagiaan mereka (:
Di pagi ini gue selalu menjalankan rutinitas seperti biasa, bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah, nongkrong di taman, godain mba-mba warteg, pulang, online, dan begitu terus setiap harinya. Dan begitu terlihat bosan, tapi sejujurnya gue gak bosen sih, hanya saja gue merasa selalu kurang. Yaps, sangat kurang perhatian dari orang sekitar, maupun orang tua. Gue pun orangnya sedikit tertutup, tidak ada popularitas di sekolah, tempat nongkrong, atau pun di rumah. Ya mereka hanya mengetahui kalo gue itu kutu buku berkaca mata, ingusan, dan laleran. Huft sungguh sangat tidak menyenangkan di kenal di kalangan umum seperti itu, apa lagi di depan cewe-cewe tukang gosip.
Siang ini gue pergi ketaman. Di sana gue sedang asik memanjat pohon sambil membawa novel yang gue baca, karena cuaca cukup bersahabat, gue pun membaca novel sambil minum cendol di siang hari yg cukup panas tapi sejuk, karena ada angin sepoi-sepoi gitu. Saking asiknya membaca, gue sampe gak menjaga keseimbangan, dan akhirnya "gubrak...". Arrrgghhh kampret, gue terjatuh dari pohon, gue salah bersandar, gue malah bersandar diranting yg cukup kecil buat menahan beban tubuh gue. Ah sial, di sekeliling gue terlalu banyak orang yang melihat. Ahhh gue tengsin banget, akhirnya gue sempet berbaring sebentar. Ada tukang kebun yang dari tadi memperhatikan gue, sambil berkata "jatoh dek?..". Oh enggak kok gue gak jatoh, gue cuma lagi pacaran aja nih sama rumput yang bergoyang. Yaiyalah gue jatoh, malah pake nanya, bukannya di bantuin gitu kek, ini malah nanya. Rasanya ini tukang kebun pengen banget gue iket di atas pohon, terus gue tebang tuh pohon biar jatoh berbarengan sama dia. Gue pun menghilangkan niat jahat gue, akhirnya gue senyum garing aja deh "hehehe, iye bang tadi gak sengaja ngintip rok cewe, jadinya gak fokus. Malah jatoh deh..". Sambil ngomong dengan frekuensi kecepatan maksimum, gue pun langsung duduk di bangku taman sambil ngerasain badan gue yang abis jatuh ketanah. Gue merhatiin baju, buku gue. Ah tidakk, basah semua kena cendol. Gue tengsin, disini banyak banget cewe, gue mau pulang tapi gue malu pulang kotor-kotoran begini, disangka gue abis gagal maling, terus di gebukin warga yang membawa anak kecil, terus di lemparin cendol ke muka gue. Makin sedih deh klo gue pulang lagi berpenampilan seperti ini.
Akhirnya gue duduk sambil nahan kesakitan. Tanpa sadar ada yang ngasih gue sapu tangan. Cukup kaget sih gue, tiba-tiba ada yang ngasih gue sapu tangan. Mungkin dia nyuruh gue buat membersihkan kaca mata gue yang notaben-nya kotor gara-gara cendol itu. Dan gue yakin dia bakalan berkata "Cilukba... Hayoo lo masih inget gue kan? Gak usah inget gue, inget aja utang lo waktu itu, masih kurang ceban". Gue mulai khawatir, gue takut kalo ternyata dia itu om-om di depan rumah gue, yang pernah gue pinjem duitnya buat beli mie ayam. Gue takut diculikk!!! (oh iya gue gak boleh Nethink). Gue pun ngambil sapu tangan itu dan mulai membersihkan cendol yang ada kaca mata gue. Setelah gue selesai membersihkan cendol di kaca mata dan baju gue, gue akhirnya melihat siapa yang memberi sapu tangan itu. Oh dan ternyata dia itu seorang cewe, gue liat sekilas dia cukup cantik, dengan kaos biru lengan pendek, hot pants, berambut panjang, mata yang bulat dan hitam pekat, bibir yang mirip Angelina Jolie, dan ukuran BH kira-kira 34C *eh.
Gue pun menyudahi pandangan gue, dan gue pun bediri lalu berjabat tangan dengan-nya sambil berkata :
Gue : "Makasih ya, btw panggil gue ces"
Cewe : "Ces? nama lo princess apa cesar? kok di panggil ces gitu?"
Gue : "oh enggak, gue cuma sering di panggil pisces aja sama temen-temen gue, jadi pada biasa manggil ces"
Cewe : "oh, gue siska" Sambil ngasih senyum manis ke gue.
Gue : "oh, siska. Terus lu kesini lagi ngapain? lari sore?"
Siska : "Hemm, enggak kok, gue cuma iseng aja maen kesini" Sambil merubah raut muka menjadi agak sedih.
Gue : "Oh, lu lagi galau ya?" Senyum sambil menggoda dia.
Siska : "Eh gue duluan ya, temen gue udah jemput"
Gue : "Hemm, oke deh. Eniwey makasih ya Sis."
Siska : "Iya sama-sama, duluan ces" Sambil menutup kaca mobil
Spontan gue inget, sapu tangannya masih sama gue. Gue pun lari-lari sambil teriak "Sis, sapu tangan lo". Mungkin dia tidak mendengar suara gue, karena kaki gue masih lumayan sakit juga, gue pun menghentikan pengejaran itu. Dan gue berfikir, apa ini yang namanya jodoh? Ah gue terlalu kebanyakan nonton film-film melow sama india nih.
Gue pun pulang, rumah gue tampak sepi. Sepertinya keluarga gue sedang asik dengan kesibukan mereka masing-masing. Gue langsung kekamar gue, gue liat dari ujung ke ujung terlalu berantakan mirip sama muka gue yang cukup berantakan ini. Gue males banget bersihin nih kamar, akhirnya gue langsung tidur di tumpukan baju-baju yang numpuk di kasur gue. "meow!!". Gue spontan kaget, ternyata gue nindihin kucing gue yang sedang asik tidur-tiduran di atas kancut-kancut gue. Kucing gue ras persia yang gue dapet dari tetangga gue ini, gue namain "Si Manis". Ahhh gue sebagai pemelihara kucing yang buruk, gue namain kucing gue nama yang sangat pasaran. Abisnya mau gimana lagi, Almarhum-Almarhuma kucing-kucing gue yang lain juga namanya "Si Manis", jadinya udah kebiasaan gitu. Tapi tenang manis, suatu saat gue bakalan nemuin nama yang tepat buat lo.
Gue pun meng-gendong kucing gue dan meletakannya di perut gue, karena notaben-nya gue lagi tidur-tiduran jadi gue biarin kucing gue tidur di atas tubuh gue. Gue pun mau curhat sama kucing gue.
Gue : "Nis, gue tadi seneng banget. Gue ketemu cewe, cantik. Blaa.. blaa.. bla.." Gue curhat panjang lebar dan akhirnya.
Si manis : "grrrr.. grrrr."
Wahh, kampret (eh dia kan kucing bukan kampret). Dia malah molor, gak punya perasaan banget, tuannya lagi curhat dia malah ngorok. Gue pun meletakkan dia di tempat tidur, karena gue adalah tuan yang baik hati, jadi gue meletakknya pelan-pelan. Setelah itu gue mandi, dan menempelkan sapu tangan si siska di mading yang gue buat di kamar, di sebelah foto abstrak gue.
Setelah selesai mandi, gue buka laptop. Gue muter lagu yang pas buat gue banget. Lagu-nya kunto aji - terlalu lama sendiri. Huft nih lagu bener-bener gue banget, setiap gue dengerin lagu ini, bikin gue jadi mikir. Kapan ya gue terakhir menjalin hubungan? Wah udah lama banget pasti-nya. Akhir-nya gue buka situs-situs gak jelas. Gue ngambil gitar, bikin secangkir kopi, dan langsung menuju teras rumah gue. Gue nyanyi lagu munajat cinta (ya cuma itu doang yg gue hapal hehehe), pas banget buat malem ini, gue masih sendiri. Tapi karena suara gue yang mirip kambing keselek biji duren, gue pun menyudahi maen gitar-gitar gue. Takut-nya tetangga gue mikir kalo gue sedang menyiksa si manis sampe menjerit gitu. Tapi gue baru inget. Kopi gue mana ya? Arggghh gue lupa, kopi gue masih tertinggal di dapur. Gue lari-lari ke dapur dan mengambil kopi gue, lanjut balik ke teras rumah lagi.
Gue liat kopi gue udah gak panas lagi, yah mau gimana lagi kopi telah menjadi dingin. Gue sruput pelan-pelan kopi itu, gue pun sedikit berfikir. Kenapa ya jarang ada orang yang suka sama kopi hitam? Apa karena terlalu pahit? Hemm, gue pun berasumsi. Kalo "hidup ini seperti kopi hitam, akan begitu pahit ketika kita tidak bisa menikmatinya, tapi ketika kita tau cara menimaktinya. Manisnya pun tiada tara. Sama hal-nya dengan hidup. Jika kita tidak dapat mensyukuri apa yang ada, hanya akan merasa pahit-nya sebuah dunia nan kejam ini". Dan akhirnya gue menutup aktivitas gue hari ini, gue meranjak ke kamar buat tidur. Sebelum tidur gue masih mikirin si siska, gue berharap bisa ketemu dia lagi, niat gue baik buat ngembaliin sapu tangan ini, itu niat baik gue. Tapi niat buruk gue ya culik dia, terus pergi kepulau terpencil dan akhirnya paksa menikah dia. Dan kita pun hidup bahagia bersama (sambil senyum mesum dan ketawa dalam hati).
Keesokan hari-nya setelah gue pulang sekolah, gue kembali ketaman. Gue memantau dari ujung ke ujung. Kenapa ya siska gak ada? Apa dia trauma ketemu sama gue? Arrrghh pasti dia mikir kalo gue ini binatang langka yang ingusan. Akhirnya sejam, dua jam, tiga jam. Dia gak dateng juga, gue berfikir mungkin besok aja gue kesini lagi. Esoknya pun tetap sama, dia tidak ada di taman itu. Gue nyerahhh, gue putus asa, ternyata gue terlalu banyak nonton film-film melow sama india. Akhirnya keesokan hari-nya gue gak pernah datang lagi kesana, gue takut di PHP-in *eh, bukannya di PHP-in sih. Tapi emang gue nya aja yang berharap buat ketemu siska lagi. Hemmm.
"Trutt..tt.t..Truttt..tt.....Trutttt..." Ternyata hp gue ada sms dari sahabat SD gue.
Temen lama : "Woyy ces, kemana aja lo gak ada kabar? udah mati apa?"
Gue : "Ahh lo gak berubah-berubah, masih songong aja. Gue sumpahin lu gak punya cewe!!"
Temen lama : "Ahh udah basi sumpah-sumpahan kek gitu. Di sumpahin kayak gimana pun juga cewe gue banyak ces"
Gue : "Ahh bodo amat, eniwey tumben lo sms gue ada apaan?"
Temen lama : "Oh iya, gue lupa bilang kalo besok gue ultah. Lo dateng ya?"
Gue : "Hemm, nanti ya kalo gue gak sibuk ;p"
Temen lama : "Dih, najis sok sibuk lu, pokoknya jangan lupa dateng acara gue."
Gue masih mikir sih, di acara ulang tahun temen gue itu mau make baju apa? Gue tuh orangnya gak modis, yang ada malah jadi bahan bullying temen gue. Akhir-nya gue kesana pake jaket, celana jeans, dan sendal gunung. Gue pun berangkat, gue berangkat memang lebih cepat dari jadwal yang di tentukan. Supaya gak jadi pusat perhatian, jadi pas gue dateng gak ada yg ngeliatin, gue pun aman dari tatapan para cewe-cewe penggosip (padahal gue tau bukan gue yg digosipin).
Wuihhh, rame banget yang dateng. Banyak sih yang gue kenal, tapi gue yakin mereka gak ada yang kenal gue. Gue bersyukur karena gue yakin mereka berfikir kalo gue cuma sekedar patung ingusan, gak ada ketertarikan buat di jadiin bahan gosipan. Karen saking rame-nya gue pun minta izin temen gue buat ke balkon rumah dia, buat menatap bintang malam (tidak lupa bawa kopi heheh). Saat gue menuju di balkon, ada sepasang pemuda sedang marah-marahan. Gue berargumen kalo mereka sepasang kekasih yang sedang dalam tahap kehancuran hubungan. Sang cowo pun pergi meninggalkan cewe itu di balkon. Cewe itu sedang menatap langit malam yang sunyi itu.
Hemm gue pun memulai obrolan.
Gue : "Langit malam sungguh gelap ya?"
Cewe : "Hemm" dia hanya berdehem
Gue : "Lo mau kopi?"
Cewe : "Enggak makasih, gak suka kopi"
Gue : "Oh, lu tau gak kopi ini mirip dengan langit malam ini?"
Cewe : "Iya mirip hitamnnya kan?"
Gue : "Hemm, iya sih hitamnya mirip. Tapi lo sadar gak? Kalo kopi yang hitam pekat itu menjadi saksi bisu si penikmat kopi. Dalam hitamnya ini memiliki sebuah kenikmatan dan kenikmatan itu menjadikan si hitam ini begitu manis."
Cewe : "Hemm.." hanya berdehem lagi
Gue : "Layak-nya kopi hitam ini, langit pun sama. Menjadi saksi bisu kisah-kisah malam yang terjadi setiap saat, Dan yang tersakiti di malam ini, hanya bisa melihat indah-nya langit malam itu"
Cewe : "Lo nyindir gue?" sambil nengok
Gue : "Enggak. Eh elo?"
Cewe : "Elo?"
"BERSAMBUNG"
Di bikin bersambung, biar baca-nya gak puyeng-puyeng klo kebanyak kan :D hehehe
Di pagi ini gue selalu menjalankan rutinitas seperti biasa, bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah, nongkrong di taman, godain mba-mba warteg, pulang, online, dan begitu terus setiap harinya. Dan begitu terlihat bosan, tapi sejujurnya gue gak bosen sih, hanya saja gue merasa selalu kurang. Yaps, sangat kurang perhatian dari orang sekitar, maupun orang tua. Gue pun orangnya sedikit tertutup, tidak ada popularitas di sekolah, tempat nongkrong, atau pun di rumah. Ya mereka hanya mengetahui kalo gue itu kutu buku berkaca mata, ingusan, dan laleran. Huft sungguh sangat tidak menyenangkan di kenal di kalangan umum seperti itu, apa lagi di depan cewe-cewe tukang gosip.
Siang ini gue pergi ketaman. Di sana gue sedang asik memanjat pohon sambil membawa novel yang gue baca, karena cuaca cukup bersahabat, gue pun membaca novel sambil minum cendol di siang hari yg cukup panas tapi sejuk, karena ada angin sepoi-sepoi gitu. Saking asiknya membaca, gue sampe gak menjaga keseimbangan, dan akhirnya "gubrak...". Arrrgghhh kampret, gue terjatuh dari pohon, gue salah bersandar, gue malah bersandar diranting yg cukup kecil buat menahan beban tubuh gue. Ah sial, di sekeliling gue terlalu banyak orang yang melihat. Ahhh gue tengsin banget, akhirnya gue sempet berbaring sebentar. Ada tukang kebun yang dari tadi memperhatikan gue, sambil berkata "jatoh dek?..". Oh enggak kok gue gak jatoh, gue cuma lagi pacaran aja nih sama rumput yang bergoyang. Yaiyalah gue jatoh, malah pake nanya, bukannya di bantuin gitu kek, ini malah nanya. Rasanya ini tukang kebun pengen banget gue iket di atas pohon, terus gue tebang tuh pohon biar jatoh berbarengan sama dia. Gue pun menghilangkan niat jahat gue, akhirnya gue senyum garing aja deh "hehehe, iye bang tadi gak sengaja ngintip rok cewe, jadinya gak fokus. Malah jatoh deh..". Sambil ngomong dengan frekuensi kecepatan maksimum, gue pun langsung duduk di bangku taman sambil ngerasain badan gue yang abis jatuh ketanah. Gue merhatiin baju, buku gue. Ah tidakk, basah semua kena cendol. Gue tengsin, disini banyak banget cewe, gue mau pulang tapi gue malu pulang kotor-kotoran begini, disangka gue abis gagal maling, terus di gebukin warga yang membawa anak kecil, terus di lemparin cendol ke muka gue. Makin sedih deh klo gue pulang lagi berpenampilan seperti ini.
Akhirnya gue duduk sambil nahan kesakitan. Tanpa sadar ada yang ngasih gue sapu tangan. Cukup kaget sih gue, tiba-tiba ada yang ngasih gue sapu tangan. Mungkin dia nyuruh gue buat membersihkan kaca mata gue yang notaben-nya kotor gara-gara cendol itu. Dan gue yakin dia bakalan berkata "Cilukba... Hayoo lo masih inget gue kan? Gak usah inget gue, inget aja utang lo waktu itu, masih kurang ceban". Gue mulai khawatir, gue takut kalo ternyata dia itu om-om di depan rumah gue, yang pernah gue pinjem duitnya buat beli mie ayam. Gue takut diculikk!!! (oh iya gue gak boleh Nethink). Gue pun ngambil sapu tangan itu dan mulai membersihkan cendol yang ada kaca mata gue. Setelah gue selesai membersihkan cendol di kaca mata dan baju gue, gue akhirnya melihat siapa yang memberi sapu tangan itu. Oh dan ternyata dia itu seorang cewe, gue liat sekilas dia cukup cantik, dengan kaos biru lengan pendek, hot pants, berambut panjang, mata yang bulat dan hitam pekat, bibir yang mirip Angelina Jolie, dan ukuran BH kira-kira 34C *eh.
Gue pun menyudahi pandangan gue, dan gue pun bediri lalu berjabat tangan dengan-nya sambil berkata :
Gue : "Makasih ya, btw panggil gue ces"
Cewe : "Ces? nama lo princess apa cesar? kok di panggil ces gitu?"
Gue : "oh enggak, gue cuma sering di panggil pisces aja sama temen-temen gue, jadi pada biasa manggil ces"
Cewe : "oh, gue siska" Sambil ngasih senyum manis ke gue.
Gue : "oh, siska. Terus lu kesini lagi ngapain? lari sore?"
Siska : "Hemm, enggak kok, gue cuma iseng aja maen kesini" Sambil merubah raut muka menjadi agak sedih.
Gue : "Oh, lu lagi galau ya?" Senyum sambil menggoda dia.
Siska : "Eh gue duluan ya, temen gue udah jemput"
Gue : "Hemm, oke deh. Eniwey makasih ya Sis."
Siska : "Iya sama-sama, duluan ces" Sambil menutup kaca mobil
Spontan gue inget, sapu tangannya masih sama gue. Gue pun lari-lari sambil teriak "Sis, sapu tangan lo". Mungkin dia tidak mendengar suara gue, karena kaki gue masih lumayan sakit juga, gue pun menghentikan pengejaran itu. Dan gue berfikir, apa ini yang namanya jodoh? Ah gue terlalu kebanyakan nonton film-film melow sama india nih.
Gue pun pulang, rumah gue tampak sepi. Sepertinya keluarga gue sedang asik dengan kesibukan mereka masing-masing. Gue langsung kekamar gue, gue liat dari ujung ke ujung terlalu berantakan mirip sama muka gue yang cukup berantakan ini. Gue males banget bersihin nih kamar, akhirnya gue langsung tidur di tumpukan baju-baju yang numpuk di kasur gue. "meow!!". Gue spontan kaget, ternyata gue nindihin kucing gue yang sedang asik tidur-tiduran di atas kancut-kancut gue. Kucing gue ras persia yang gue dapet dari tetangga gue ini, gue namain "Si Manis". Ahhh gue sebagai pemelihara kucing yang buruk, gue namain kucing gue nama yang sangat pasaran. Abisnya mau gimana lagi, Almarhum-Almarhuma kucing-kucing gue yang lain juga namanya "Si Manis", jadinya udah kebiasaan gitu. Tapi tenang manis, suatu saat gue bakalan nemuin nama yang tepat buat lo.
Gue pun meng-gendong kucing gue dan meletakannya di perut gue, karena notaben-nya gue lagi tidur-tiduran jadi gue biarin kucing gue tidur di atas tubuh gue. Gue pun mau curhat sama kucing gue.
Gue : "Nis, gue tadi seneng banget. Gue ketemu cewe, cantik. Blaa.. blaa.. bla.." Gue curhat panjang lebar dan akhirnya.
Si manis : "grrrr.. grrrr."
Wahh, kampret (eh dia kan kucing bukan kampret). Dia malah molor, gak punya perasaan banget, tuannya lagi curhat dia malah ngorok. Gue pun meletakkan dia di tempat tidur, karena gue adalah tuan yang baik hati, jadi gue meletakknya pelan-pelan. Setelah itu gue mandi, dan menempelkan sapu tangan si siska di mading yang gue buat di kamar, di sebelah foto abstrak gue.
Setelah selesai mandi, gue buka laptop. Gue muter lagu yang pas buat gue banget. Lagu-nya kunto aji - terlalu lama sendiri. Huft nih lagu bener-bener gue banget, setiap gue dengerin lagu ini, bikin gue jadi mikir. Kapan ya gue terakhir menjalin hubungan? Wah udah lama banget pasti-nya. Akhir-nya gue buka situs-situs gak jelas. Gue ngambil gitar, bikin secangkir kopi, dan langsung menuju teras rumah gue. Gue nyanyi lagu munajat cinta (ya cuma itu doang yg gue hapal hehehe), pas banget buat malem ini, gue masih sendiri. Tapi karena suara gue yang mirip kambing keselek biji duren, gue pun menyudahi maen gitar-gitar gue. Takut-nya tetangga gue mikir kalo gue sedang menyiksa si manis sampe menjerit gitu. Tapi gue baru inget. Kopi gue mana ya? Arggghh gue lupa, kopi gue masih tertinggal di dapur. Gue lari-lari ke dapur dan mengambil kopi gue, lanjut balik ke teras rumah lagi.
Gue liat kopi gue udah gak panas lagi, yah mau gimana lagi kopi telah menjadi dingin. Gue sruput pelan-pelan kopi itu, gue pun sedikit berfikir. Kenapa ya jarang ada orang yang suka sama kopi hitam? Apa karena terlalu pahit? Hemm, gue pun berasumsi. Kalo "hidup ini seperti kopi hitam, akan begitu pahit ketika kita tidak bisa menikmatinya, tapi ketika kita tau cara menimaktinya. Manisnya pun tiada tara. Sama hal-nya dengan hidup. Jika kita tidak dapat mensyukuri apa yang ada, hanya akan merasa pahit-nya sebuah dunia nan kejam ini". Dan akhirnya gue menutup aktivitas gue hari ini, gue meranjak ke kamar buat tidur. Sebelum tidur gue masih mikirin si siska, gue berharap bisa ketemu dia lagi, niat gue baik buat ngembaliin sapu tangan ini, itu niat baik gue. Tapi niat buruk gue ya culik dia, terus pergi kepulau terpencil dan akhirnya paksa menikah dia. Dan kita pun hidup bahagia bersama (sambil senyum mesum dan ketawa dalam hati).
Keesokan hari-nya setelah gue pulang sekolah, gue kembali ketaman. Gue memantau dari ujung ke ujung. Kenapa ya siska gak ada? Apa dia trauma ketemu sama gue? Arrrghh pasti dia mikir kalo gue ini binatang langka yang ingusan. Akhirnya sejam, dua jam, tiga jam. Dia gak dateng juga, gue berfikir mungkin besok aja gue kesini lagi. Esoknya pun tetap sama, dia tidak ada di taman itu. Gue nyerahhh, gue putus asa, ternyata gue terlalu banyak nonton film-film melow sama india. Akhirnya keesokan hari-nya gue gak pernah datang lagi kesana, gue takut di PHP-in *eh, bukannya di PHP-in sih. Tapi emang gue nya aja yang berharap buat ketemu siska lagi. Hemmm.
"Trutt..tt.t..Truttt..tt.....Trutttt..." Ternyata hp gue ada sms dari sahabat SD gue.
Temen lama : "Woyy ces, kemana aja lo gak ada kabar? udah mati apa?"
Gue : "Ahh lo gak berubah-berubah, masih songong aja. Gue sumpahin lu gak punya cewe!!"
Temen lama : "Ahh udah basi sumpah-sumpahan kek gitu. Di sumpahin kayak gimana pun juga cewe gue banyak ces"
Gue : "Ahh bodo amat, eniwey tumben lo sms gue ada apaan?"
Temen lama : "Oh iya, gue lupa bilang kalo besok gue ultah. Lo dateng ya?"
Gue : "Hemm, nanti ya kalo gue gak sibuk ;p"
Temen lama : "Dih, najis sok sibuk lu, pokoknya jangan lupa dateng acara gue."
Gue masih mikir sih, di acara ulang tahun temen gue itu mau make baju apa? Gue tuh orangnya gak modis, yang ada malah jadi bahan bullying temen gue. Akhir-nya gue kesana pake jaket, celana jeans, dan sendal gunung. Gue pun berangkat, gue berangkat memang lebih cepat dari jadwal yang di tentukan. Supaya gak jadi pusat perhatian, jadi pas gue dateng gak ada yg ngeliatin, gue pun aman dari tatapan para cewe-cewe penggosip (padahal gue tau bukan gue yg digosipin).
Wuihhh, rame banget yang dateng. Banyak sih yang gue kenal, tapi gue yakin mereka gak ada yang kenal gue. Gue bersyukur karena gue yakin mereka berfikir kalo gue cuma sekedar patung ingusan, gak ada ketertarikan buat di jadiin bahan gosipan. Karen saking rame-nya gue pun minta izin temen gue buat ke balkon rumah dia, buat menatap bintang malam (tidak lupa bawa kopi heheh). Saat gue menuju di balkon, ada sepasang pemuda sedang marah-marahan. Gue berargumen kalo mereka sepasang kekasih yang sedang dalam tahap kehancuran hubungan. Sang cowo pun pergi meninggalkan cewe itu di balkon. Cewe itu sedang menatap langit malam yang sunyi itu.
Hemm gue pun memulai obrolan.
Gue : "Langit malam sungguh gelap ya?"
Cewe : "Hemm" dia hanya berdehem
Gue : "Lo mau kopi?"
Cewe : "Enggak makasih, gak suka kopi"
Gue : "Oh, lu tau gak kopi ini mirip dengan langit malam ini?"
Cewe : "Iya mirip hitamnnya kan?"
Gue : "Hemm, iya sih hitamnya mirip. Tapi lo sadar gak? Kalo kopi yang hitam pekat itu menjadi saksi bisu si penikmat kopi. Dalam hitamnya ini memiliki sebuah kenikmatan dan kenikmatan itu menjadikan si hitam ini begitu manis."
Cewe : "Hemm.." hanya berdehem lagi
Gue : "Layak-nya kopi hitam ini, langit pun sama. Menjadi saksi bisu kisah-kisah malam yang terjadi setiap saat, Dan yang tersakiti di malam ini, hanya bisa melihat indah-nya langit malam itu"
Cewe : "Lo nyindir gue?" sambil nengok
Gue : "Enggak. Eh elo?"
Cewe : "Elo?"
"BERSAMBUNG"
Di bikin bersambung, biar baca-nya gak puyeng-puyeng klo kebanyak kan :D hehehe
Langganan:
Postingan (Atom)